Main ke Situ Cisanti, Kilometer 0 Citarum yang Menawan dan Ngangenin

situ-cisanti-di-bahtera-cinta

Kata M.A.W. Brouwer, "Bumi Pasundan itu lahir ketika tuhan sedang tersenyum" . Menurut kalian bener gak? Tapi bagi saya sih memang iya dan Bandung menjadi salah satu kota yang bikin saya selalu ketagihan untuk terus berkunjung kesana.

Jangan salah ya bukan karena ada mojang Bandung yang cantik-cantik tapi lebih dari itu. Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi. Eh itu mah kata Pidi Baiq ya he he he.

Ya gak jauh dari situ lah karena Bandung itu selalu membuat saya rindu dan pertama kali ke bandung langsung jatuh cinta sama kotanya. Adakah yang sama kaya saya? (nyari temen siapa tau bisa barengan ngobatin rindunya di Bandung, ups).

Lah udah lah baper-baperan di paragraf pembukanya kayanya kepanjangan nanti malah tambah baper. He he he.

Nah kali ini saya bakal menuju Bandung Selatan nih dimana disana ada sebuah situ tanpa "s" ya. Kalau pake s tar dingin eh tapi emang dingin sih udara disana.

Setelah sebelumnya sering jalan kaki di trotoar jalanan kota Bandung. Kali ini saya jalan agak jauhan ke selatan Bandung nih. Jujur ini pertama kali saya ke Bandung Selatan yang katanya pemandangannya ciamik banget serta indah.

Nah tujuan saya kali ini yakni yang menjadi asal muasal kali Citarum atau eh maksudnya mata air nya kali Citarum. Situ Cisanti  yang lebih terkenal dengan nama beken  "Kilometer 0 Citarum" ini berada di kawasan Kampung Citarum, Tarumajaya, Kertasari Bandung Selatan.

situ-cisanti-0-kilometer-citarum

Situ Cisanti sendiri adalah danau buatan yang menampung air dari 7 mata air sungai Citarum. Banyak banget ya mata airnya. Air dari mata air Pangsiraman, Cikolebere, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung dan Cisanti semuanya ditampung oleh Situ Cisanti ini sebelum disalurkan ke sungai Citarum yang membelah kota Bandung.

Situ Cisanti ini memiliki luas kurang lebih 5 hektar yang berada di lahan milik Perhutani di kawasan Kaki Gunung Wayang. Nah yang namanya kaki gunung tentu bisa dibayangkan bagaimana kondisi cuacanya. Tentu lumayan dingin nih adem-adem gimana gitu kalau siang. he he he. Makanya kalau main ke Situ Cisanti wajib nih siapin jaket apalgi kalau malam bisa tambah dingin tuh.

Oh iya bicara soal dingin memang benar sih wajib pake jaket dan sarung tangan kalau malam. Kebetulan saya menggunakan sepeda motor dari kota Bandung menuju ke Situ Cisanti via jalan Pacet dan Ciparay. Dan perjalanannya itu dilakukan malam hari dengan waktu tempuh lebih dari 2-3 jam.

Untungnya gak sendiri sih naik motornya tapi bersama teman-teman (temannya lebih dari satu ya berabrti alias banyakan, he he he). Kami ber 5 (Teh Angel, Teh Avil, Kang Agin, Kang Rizal dan saya) dengan 4 motor, jadi cuma saya saja yang gak bawa motor. Maklum Brebes Bandung jauh kalau pake motor, he he he.

Tapi pas di tengah perjalanan kita sempatkan mampir di warung pecel buat mengisi perut yang kosong karena kemungkinan jalur kesana warungnya sudah pada tutup. Lagian treknya setengah perjalanan lagi bakalan masuk hutan-hutan gitu yang jalannya naik turun.

Selesai makan kita pun berangkat dan gantian saya yang nyetir sendirian karena Teh Avil ngantuk (maklum abis kerja langsung cus soalnya) yang akhirnya di bonceng Teh Angel. Perjalanan pun dilanjutkan saat itu jam 9 malam karena maklum dari bandung kota macet padahal berangkat dari abis Maghrib.

Treknya sih tanjakan dan belokan yang tajam tapi beruntung tanjangannya gak terlalu curam sehingga masih aman lah walaupun gelap gulita tak ada lampu penerangan. Udara dingin mulai menyerang dan tangan saya mulai seperti beku (efek gak pake sarung tangan). 

Hanya bermodal Google Maps akhirnya sampai juga di desa Tarumajaya tepat jam 12 malam. Dalam kondisi dingin banget apalagi tangan saya yang serasa masuk freezer 15 menit gitu kaya beku. Dan setelah menghubungi teman akhirnya kami bisa istirahat.

Dinginnya tenyata masih menyerang bahkan puncaknya sekitar jam 2 malam udara dingin masuk menembus sleeping bag yang saya gunakan. Padahal pas muncak di gunung Ciremai gak tembus udara dinginnya pakai sleeping bag itu.

Keesokan harinya pun udara masih dingin namun segar banget maklum ketinggiannya udah diatas 1500 mdpl. Bikin mager buat mandi sih dinginnya tapi ya mau gimana lagi harus mandi al hasil jam 8 baru mandi selain karena ngantri juga he he he.

Akhirnya kami pun jalan ke Situ Cisanti yang jaraknya cuma 10 menit jalan kaki kata mbah Google Maps sih tapi ya jalannya naik gitu jadi lumayan lama juga.

papan-informasi-situ-cisanti

Dan sesampainya disana kita langsung disambut dengan kebun teh yang menghampar luas di sebelak kiri jalan dengan pemandangan pegunungan dan nun jauh disana ada kota Bandung. Dan tentu di sebelah kanan jalan ada gerbang Situ Cisanti.

Kebetulan saat itu kami langsung masuk saja karena sedang ada acara gathering di Situ Cisanti dari sebuah perusahaan jadi kami langsung masuk aja dan gak bayar tiket (padahal mah gak tau kalau ada tiketnya). Tapi sekedar informasi sih harga tiketnya 12 rb per orang. Untuk parkir motor 4rb dan mobil 9 rb.

Begitu masuk di kawasan Situ Cisanti kita akan disambut dengan beberapa warung yang menjajakan dagangannya lalu ada mushala dan tentunya loket tiket yang lebih seperti pos kecil. 

Dan di belakang bangunan-bangunan tersebut walaa pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi seperti tirai yang menyembunyikan keindahan Situ Cisanti. Kita pun harus menuruni beberapa anak tangga hingga sampai di bibir Situ Cisanti atau Kilometer 0 Citarum.

Pemandangan hamparan air yang berkumpul dari 7 mata air kali Citarum pun membuat menyejukkan mata. Terlebih lagi gunung Wayang yang berdiri kokoh menjadi background dari lanskap indah tersebut.

Tak lupa tentu tulisan besar Kilometer 0 Citarum berdiri kokoh di pingir situ tepat di tengah-tengah dari jalan masuk. Kita pun bisa melakukan aktifitas olah raga baik jalan kaki ataupun lari mengelilingi Situ Cisanti tapi kayanya jarang sih yang lari. Karena lebih pada suka jalan untuk menikmati keindahan situ ini.

dermaga-cinta-situ-cisanti

Disini ada beberapa spot foto yang isntagramable banget seperti Bahtera Cinta yang berbentuk perahu kayu di pinggir situ. Lalu ada Jembatan Cinta dengan kursi yang beruliskan huruf I lalu bentuk hari dan U dibaca I Love U. (love you too, ups).

Dan tentu yang tak boleh ketinggalan tulisan Kilometer 0 Citarum gak boleh terlewat untuk jadi objek foto. Ya, meskipun harus mengelilingi setengah luas dari Situ Cisanti terlebih dahulu itung-itung olah raga lah, he he he.

tulisan-0-kilimeter-citarum

Selain itu bagi kamu fotografer yang suka foto macro. Bisa jadi tempat hunting nih karena banyak sekali bunga di sepanjang pinggir situ ya walaupaun gak banyak amat variasinya. Tapi cukup lah buat menuhin galeri instagram nih dengan foto-foto macro bunganya maupun beberpa foto belalang, capung, spidey, dan hewan kecil lainnya.

Namun sayang pas disana kita lupa gak lihat secara langsung mata air Cisantinya yang menjadi salah satu dari 7 mata air dari kali Citarum. Konon katanya mata air tersebut merupakan petilasan Raja Pasundan yakni Prabu Siliwangi untuk membersihkan tubuhnya (mandi).

Nah bagi yang main ke Situ Cisanti sekeluarga boleh tuh bawa makanan sendiri dan gelar tiker loh. Jadi makan bersama dan berasa piknik keluarga kaya yang di film-film gitu. Tapi tetap syaratnya jangan nyampah alias simpanlah sampah pada tempatnya.

Karena kita sebagai pengunjung juga harus menjaga keindahan dari tempat wisata yang kita kunjungi. Setuju kan?

Kita pun bisa sepuasnya berada di Situ Cisanti loh tapi ya tetap kalau udah malam ya pulanglah tar emak nyariin loh, ups. 

Dan bagi saya Situ Cisanti ini mengingatkan saya pada Waduk Malahayu yang ada di kecamatan saya (deket rumah cuma setengah jam perjalanan). Namun memang Situ Cisanti luasnya lebih kecil dari Waduk Malahayu yang memang bendungan peninggalan Belanda.

Tapi tetap Situ Cisanti memiliki udara yang segar dan bersih serta sejuk banget. Jadi pengen tinggal tinggal disana biar hati dan pikiran adem, he he he.

Kelain keindahan Situ Cisanti kita juga bisa menikmati hamparan kebun teh loh dan sepertinya bagus tuh kalau buat hunting sunrise. Sayangnya karena keinginan jadi kita pagi masih mager padahal kalau jalan bentar mah bisa dapet view sunrise yang kece tuh.

Kapan-kapan kalau kesana lagi bisa tuh buat menunggu munculnya sang mentari biar bisa mengabadikan sunrise yang selalu indah dilihat. Atau bisa lanjut jalan sedikit sampai Pangalengan dan naik ke bukit Cukul yang merupakan salah satu spot sunrise terbaik di Bandung.

Kayanya bisa nih diagendakan nanti traveling ke bukit Cukul buat menjadi pemburu sunrise, he he he. Ada yang mau ngajakin saya kah kesana?

Yang pasti kita harus selalu menjaga keindahan tempat yang kita kunjungin jangan sampai meninggalkan jejak seperti sampah, vandalisme, dan kerusakan. Tapi tinggalkanlah jejak kenangan yang indah seperti yang Pidi Baiq bilang (...lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi).

Nah jadi selamat menikmati keindahan Situ Cisanti bagi yang mengunjunginnya jangan lupa selalu jaga alamnya agar bisa dinikmati juga oleh anak cucu kita ya.

TIPS


Pastikan keadaan kendaraan dan diri optimal ya saat mau ke Situ Cisanti biar di jalan gak ada kendala. Maklum jalannya yang berbelok-belok dan naik turun memang membutuhkan performa kendaraan yang optimal. Dan tentunya isi bensinnya yang full ya biar ditengah jalan gak mogok dengan alasan kehabisan bensin. Karena susah nyari pom bensin kalau udah jalan berbelok loh walaupun ada beberapa pom mini tapi tak banyak.

Dan bila memakai motor usahakan memakai safety reading ya termasuk sarung tangan apalagi kalau jalannya malam sangat berguna juga tuh. Jangan kaya saya yang lupa gak pake sarung tangah yang akhirnya tangan kaya beku gitu.

Sebelum perjalanan dari kota Bandung sebaiknya isi perut terlebih dahulu biar gak masuk angin karena udaranya lumayan dingin loh bahkan lebih dingin dari kota Bandung. Jadi jangan lupa pakai jaket juga ya biar anget.

Pastikan baterai kamera dan smartphone penuh ya biar bisa eksis dan mengabadikan keindahan Situ Cisanti ini.

Dan terakhir jangan lupa bawa temen, jangan pergi sendiri berat loh barengan aja biar seru. Kalau gak ada temennya boleh lah ajak saya, ups.

0 Comments